Biografi Abu Bakar Siddiq Sahabat Nabi Muhammad SAW
Sejarah Tentang Pendahulu Kita Yang Shaleh Biografi Abu Bakar Siddiq Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Para ulama yang kuhormati, para tetua yang
kuhormati, saudara / saudariku, Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Setelah memuji Allah SWT. Dan mengirimkan
shalawat kepada Nabi karim Muhammad SAW.,
Pertama – tama aku mulai dengan berterima
kasih pada kalian para penduduk kota london, terlebih lagi Bapak Ismail,
pendiri Azra Academy karena telah mengundangku dan memberikanku kesempatan
untuk menyampaikan pesan Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW.
Dan aku berdo’a kepada Allah SWT., semoga
Allah menerima usaha kalian dalam mendengarkan pesan ini dan meresapi pesan
ini.
Dan aku berdo’a kepada Allah SWT., semoga
Allah menerima amalku malam ini.
Judul yang ingin kubicarakan hari ini adalah
tentang pendahulu kita yang shaleh, pengorbanan dan pengabdian merekan terhadap
islam.
Ini benar – benar topik yang sangat indah.
Meskipun begitu, seiring aku mempersembahkan
topik ini, aku langsung merasa bahwa aku tidak mampu melakukan keadilan dalam
topik yang begitu besar namun dalam waktu yang begitu singkat.
Kenapa.? Karena orang – orang terdahulu yang
shaleh adalah orang – orang dianggap besar dalam bidang agama, budaya, atau
masyarakat, orang – orang yang berdiri tetap tegak di antara yang lainnya, yang biografi, pengorbanan, dan
pencapaiannya tidak dapat dirangkum dengan mudah tanpa kesulitan apapun.
Orang – orang shaleh terdahulu, pengorbanan,
komitmen, pengabdian mereka terhadap islam, dan pencapaian mereka, mereka
mencapai perestasi yang luar bisa baik dalam ilmu islam maupun dalam ilmu
keduniawian, begitu mengagumkan dan ada rausan ribu orang di setiap masanya,
dan mereka semua pantas untuk disebutkan dalam ceramah malam ini.
Lihatlah semua sahabat Rasulullah SAW., dan
kalian akan melihat bahwa pengorbanan yang mereka lakukan tidak dapat dipahami
oleh pikiran manusia.
Orang – orang seperti Abu bakar, seperti
Umar, seperti Ustman, seperti Ali, Talha, Zubair, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah
bin Abbas, Abdullah bin Umar, Sa’ad bin Waqqos, Abdurrahman bin Auf, kalian
sebutkan mereka satu persatu, dan jika kalian melihat apa yang telah dilakukan
setiap individu, kalian tidak akan bisa memahami pengorbanan yang mereka
lakukan untuk islam.
Lihatlah pekerjaan yang dilakukan para
tabi’in, yaitu mereka yang datang setelah para Sahabat, dan kalian akan lihat
bahwa setiap Tabi’in pantas disebutkan dalam ceramah malam ini.
Kemudian datanglah Atba U Tabi’in, orang –
orang yang datang setelah para Tabi’in. Setiap dari mereka pantas disebutkan.
Lihatlah para Fuqaha, permata - permata dari Islam dan hal – hal yang
mereka persembahkan untuk Islam.
Setiap dari mereka pantas disebutkan. Ada
Imam Abu Hanifah, Imam Safi’i, Imam Malik, Imam Muhammad, Imam Ahmad, Imam
Zufur, Imam Abu Yusuf, sebutkan nama mereka satu per satu.
Siapa yang dapat melupakan para Muhaddisin.?
Para ahli hadist. Setiap dari mereka pantas disebutkan.
Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmizi,
Imam Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Darami, Baihaqi, Malik, Ahmad, Abu Awana,
Abdulrazaq, Ibnu Abi Syaibah, Sayuti, Aini, Ibnu Hajar al-Asqalani, karya
Qastalani, sebutkan nama mereka satu per satu, dan kalian akan menemukan bahwa
kontribusi yang mereka lakukan terhadap islam, begitu menakjubkan.
Pada saat yang sama, siapa yang dapat
melupakan para Mufassirin, para ahli tafsir Al-qur’an, seperti Ibnu Kathir,
Qurtubi, Ibnul Arbi.
Siapa yang dapat melupakan para sejarawan
islam?
Siapa yang dapat melupakan para Mujahidin?
Salahuddin Al-Ayyubi, Muhammad bin
Qasim,Tariq bin Ziyad. Jangan Lupakan mereka.!
Baru – baru ini, Syekh R.H., Maulana Ilyas
R.H., usaha serta pengabdian yang mereka lakukan terhadap Islam begitu
mengagumkan. Setiap orang – orang ini pantas disebutkan dalam ceramah hari ini.
Sekang siapa yang termasuk dalam ceramah
seperti ini, dan siapa yang namanya tidak mungkin dilupakan dalam ceramah
seperti ini.?
Dengan begitu, untuk memudahkan diriku, akau
memilih di antara mereka seseorang yang pengabidan dan pengorbanannya setelah
Nabi karim Muhammad SAW., tidak dapat tertandingi, seseorang yang pengorbanan
dan pengabdianannya dapat terlihat dalam sabda Rasululluh SAW.,
Jika keimanan dari semua penduduk dunia
ditempatkan dalam satu sisi timbangan, dan keimanan Abu Bakar ditempatkan di
sisi timbangan yang satunya, karena saking beratnya, keimanan Abu Bakar akan
mengalahkan beratnya keimanan seluruh penduduk dunia.
Seseorang yang satu amal baiknya, Hanya Satu
Amal Baiknya, dapat mengalahkan semua amal baik Umar bin Khattab al Faruq RA.
Meskipun Umar al-Faruq RA., bukanlah orang
biasa. Abu Ya’la... tabarani mencatat hadits dari imam Ibnu Yasir RA.
Dia diriwayatkan bahwa Nabi Karim Muhammad
SAW., bersabda kepadaku pada suatu ketika.
“Wahai Umar, Jibril AS. Telah datang kepadaku. Dan aku bertanya kepada Jibril : “Wahai Jibril, ceritakan padaku keutamaan Umar RA. Di Surga.” Dan Jibril AS. Berkata kepadaku “Ya Rasululah SAW., jika aku terus menerus menceritakan keutamaan Umar kepadamu selama 950 tahun, bahkan keutamaan Umar belum habis diceritakan. Dan ingatlah bahwa amal baik Umar hanyalah satu amal baik dari amal – amal Abu Bakar RA.”
Aku memilih dari antara mereka, seseorang
yang merupakan orang kedua setelah Nabi Karim Muhammad SAW., aku bertanya
kepada kalian. Bukahkah Abu Bakar RA. adalah orang kedua yang tetap teguh
ketika berhijrah.?
Bukankah Abu Bakar RA., adalah orang yang
paling teguh kedua di dalam gua Jabal Thawr?
Bukankah Abu Bakar RA., adalah orang kedua
yang paling beriman kepada perjalanan Mi’Raj setelah Nabi Karim Muhammad SAW.,?
Bukankah Abu Bakar RA., adalah pemimpin
ummat Muslim yang kedua setelah Nabi Karim Muhammad SAW.?
Bukankah Abu Bakar RA., adalah orang kedua
yang dikuburkan sementara Nabi Karim Muhammad SAW., adalah orang yang pertama?
Bukankah Abu Bakar RA., adalah orang kedua
disebutkan di dalam Al-Qur’an.?
Bukankah dia lahir setelah Nabi Karim
Muhammad SAW., yang lahir di hari senin, sementara dia lahir di hari selasa.?
Nabi Karim Muhammad SAW., lahir pada tanggal
12 Rabiul Awwal dan Abu Bakar RA., lahir pada tanggal 13 Rabiul Awwal. Layaknya
Abu Bakar RA., datang kedua setelah Nabi Karim Muhammad SAW.,
Ketika berkenaan dengan komitmen, berkenaan
dengan pengabdian dan pengorbanan, adalah Abu Bakar RA., yang disebutkan kedua
setelah Nabi Karim Muhammad SAW.,
Dan ketika seseorang membaca kitab hadist
atau buku – buku yang ditulis berkenaan dengan Abu Bakar RA., satu perasaan
yang kuat, layaknya Nabi Karim Muhammad SAW., dipilih oleh Allah SWT.,
Abu Bakar RA., sendiri dipilih oleh Allah
SWT., dia dipilih untuk Islam, dan dia dipilih untuk membuat pengorbanan ini, dia
dipilih untuk membela Nabi Karim Muhammad SAW., dan dipilih untuk bersama Nabi
Karim Muhammad SAW., di sepanjang waktu.
Dan ketika seseorang membaca sebuah riwayat
yang dengan jelas mengatakan___. Qadhi Abul Hassan Ahmad Ibn Muhammad Az
Zubaidi meriwayatkan dalam kitabnya, dari Abu Hurairah RA., dia berkata :
“Para Muhajirin dan Anshar berkumpul di sekeliling Nabi Karim Muhammad SAW., dan Abu Bakar RA., bersumpah demi nyawa Rasulullah SAW., “Ya Rasulullah SAW., Ya Rasulullah tidak pernah, bahkan di masa jahiliyyah sekalipun aku tidak pernah bersujud dihadapan berhala.
Hal ini membuat Umar marah, dan Umar
membalas berkataannya “Wahai Abu Bakar, kau mengatakan ini, dan kau bersumpah
demi hidup Rasulullah SAW., bahwa kau tidak pernah bersujud di hadapan berhala,
tapi aku melihatmu di masa – masa jahiliyah bahwa kau berjalan ke tempat
berhala di dalam kuil.”
Abu Bakat RA., berkaya “Ya Umar, ini tidak
seperti yang kau kira, Ayahku, Abu Quhafa membawaku. Dia menuntun tanganku dan
membawaku ke salah sau kuil. Kemudian dia memberitahuku “berhala itu adalah
tuhanmu. Bersujudlah kepadanya.”
Ayahku meninggalkanku disana seorang diri.
Aku mendekati berhala itu dan meminta makanan, minuman, dan pakaian. Dan ketika
berhala itu tidak menjawab, aku mengambil sebuah batu dan melemparnya ke
berhala itu.
Ketika ayahku melihat apa yang telah
kulakukan, dia marah dan menamparku, kemudian membawaku kepada Ibuku dan
menceritakan kejadian ini dengan harapan ibuku akan memarahiku.
Tapi yang terjadi ibuku malah memelukku dan
berkata “Ya Abu Quhafa, jangan berkata apapun kepada anakku, karena ketika dia
terlahir, aku menerima sambutan anak ini. sebuah suara tak dapat terlihat dan
terdengar.
Wahai wanita hamba Allah, selamat karena
kelahiran anakmu, yang bernama “Shiddiq” di langit, yang merupakan seorang
sahabat dari Nabi Karim Muhammad SAW.”
Riwayat yang kedua, banyak sejarawan yang
meriwayatkan ini. diriwayatkan dari Abu Bakar RA., dia sendiri berkata bahwa
sebelum Nabi Karim Muhammad SAW., menerima wahyu kenabian.
“Aku bepergian ke Yaman. Dan aku menemui
seorang ahli kitab dari__ yang telah membaca kitab suci. Ketika ahli kitab ini
melihatku, dia berkata “
“Tampaknya kau dari haram.?”
Saidina Abu Bakar RA. Berkata “Ya, Aku dari
Haram.”
Kemudian ahli kitab itu berkata “Tampaknya
kau berasal dari suku Quraisy?”
Saidina Abu Bakar RA. Berkata “Ya”
Kemudian dia berkata “Tampaknya kau berasal
dari klan Taym.?”
Saidina Abu Bakar RA. Berkata “Ya”
Abu Bakar RA., berkata “Mengejutkan karena
setelah dia mengatakan demikian, dia berkata “Hanya satu tanda yang belum
kulihat.” Aku bertanya padanya “tanda apa itu.?
Dia berkata ‘tunjukkan perutmu.”
Abu Bakar menolak dan dia bertanya “Kau
harus memberitahuku dlu, kenapa.?
Dia berkata “Kemudian dia berkata padaku
‘aku membaca di dalam kitab suci, bahwa seorang nabi akan diutus di Haram, dan
dua orang akan bersama Nabi ini dan menolongya di sepanjang waktu. Yang satu
adalah anak muda, dan yang kedua adalah orangtua paruh baya. Dan untuk orang
yang paruh baya, tubuhnya kurus dan punya kulit yang sangat putih. Dia punya
tanda indah di atas perutnya, dia juga punya tanda di paha kirinya. Aku telah
melihat semua tanda yang tersembunyi. Tunjukkan aku perutmu.”
Saidina Abu Bakar RA. Berkata “Aku
menunjukkan perutku dan melihat tanda indah di atas perutku.
Dia bersumpah demi Tuhan dari Ka’bah, “Aku
bersumpah demi Tuhanku dari Ka’bah bahwa kaulah orangnya yang telah disebutkan
dalam kitab suci kami.”
Kemudian dia memberiku nasihat yang baik.
Dan setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku
meninggalkan Yaman dan berjalan menuju Makkah Tul Mukarromah, dan aku menunggu
kedatangan nabi terakhir ini.”
Dan ketika dia tahu bahwa nabi terakhir ini
tidak lain tidak bukan adalah teman masa kecilnya, yaitu Muhammad bin Abdullah
SAW., yang menerima wahyu, maka tanpa keraguan sedikit pun, Abu Bakar RA,
langsung beriman dan mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah Muhammadar
Rasulullah.
Keimanan yang begitu besar sampai – sampai
pada suatu ketika Jibril AS. Turun dari langit dan berkata kepada Nabi Karim
Muhammad SAW.,
“Ya Muhammad SAW., Allah menyampaikan
salamnya padamu, dan Allah berfirman padamu ‘katakan kepada putra Abu Quafa
bahwa Allah SWT., meridhoinya.”
Seperti yang disabdakan Nabi Karim SAW.,
“Setiap orang yang kuundang ke dalam Islam,
dia akan mempunyai keraguan atau paling
tidak mempunyai pertanyaan berkenaan denganku atau Islam. Abu Bakar RA., adalah
satu – satunya orang yang ketika aku mengundangnya, dia tidak bertanya, dia
tidak punya keraguan sedikitpun, dia membawa keimanan dan mengucapkan kalimat
La Ilaha Illallah Muhammadar Rasulullah.”
Dan karena hal ini, dia diberikan gelar
Shiddiq (yang paling jujur dan paling shaleh), karena dia tidak pernah
sekalipun meragukan sabda Rasulullah SAW., tidak pernah sekalipun dia ragu terhadap
sabda Nabi Karim Muhammad SAW., sampai – sampai diriwatkan bahwa Nabi Karim
Muhammad SAW., baru saja menggerakkan bibirnya, dan sebelum Nabi Karim SAW.,
mengucapkan apa yang ingin disabdakannya, kata – kata langsung meluncur dari
bibir Abu Bakar RA.,
“Nabi Karim Muhammad SAW., telah berbicara
kebenaran.”
Sampai – sampai ketika Nabi Karim Muhammad
SAW., pergi Mi’raj, dalam satu malam Nabi Karim Muhammad SAW., pergi dari
Mekkah Tul Mukarromah, Masjidil Haram, ke Masjidil Aqso di Yerussalem, Palestina
dan dari sana dia naik ke langit, dan kembali hanya dalam satu malam.
Ketika dia Nabi Karim Muhammad SAW
menceritkan kisah ini kepada orang – orang kafir (penyembah berhala), mereka
mencomooh dan tidak percaya dengan kata – kata Nabi Karim Muhammad SAW., sampai
– sampai orang yang imannya lemah keluar dari Islam dan tidak mau percaya
kepada Nabi Karim Muhammad SAW.,
Dan orang – orang kafir tahu bahwa Nabi
Karim Muhammad SAW., mendapatkan dukungan dari Abu Bakar RA., dan dialah satu –
satunya yang membela Nabi Karim Muhammad SAW., di sepanjang watku.
Jadi mereka datang dan menceritakan kisah
ini kepada Abu Bakar RA., Ketika mereka datang kepada Abu Bakar RA., dan ketika
Abu Bakar RA., mendengar kisah ini, Abu Bakar RA., tidak seperti orang lain yan
meninggalkan Muhammad SAW., dan Islam, dan mereka kembali menyembah berhala
yang biasa disembah oleh nenek moyang mereka.
Dan mereka mendatangi Abu Bakar RA., untuk
menceritakan kisa ini.
“Ya Abu Bakar, apakah kau tahu yang
dikatakan temanmu.?
Dia berkata dalam satu malam dia berjalan
dai Masjidil Haram di Mekkah ke Mesjidil Aqso di Yerussalem, dan dia kembali
dalam satu malam.”
Abu Bakar RA., menjawab “Jika temanku
berkata demikian, maka dia telah berkata benar.
Wahai orang – orang kafir, kalian telah datang
kepadaku Abu Bakar hari ini, demi Allah, aku mempercayainya dalam hal – hal
yang jauh lebih besar daripada ini.!
Aku mempercayai wahyu yang datang kepadanya
setiap pagi dan sore dari langit, dan kalian pikir kalian bisa menjauhkanku
dari Islam karena dia menceritakan kisah ini.? jika dia telah berkata demikian,
maka dia telah bicara jujur.”
Inilah mengapa dia disebut Shiddiq.
Dia memeluk Islam tanpa takut akan
konskuensinya, tanpa takut akan bencana yang akan menimpanya dan semua masalah
yang akan dia hadapi. Karena keimanannya, bukan hanya dia memeluk Islam, tapi
juga sekali tidak ada rasa takut di dalam hatinya.
Dan ketika dia mendatangi Nabi Karim
Muhammad SAW., dan berkata :
“Ya Rasulullah SAW., kita harus berdaqwah
terang – terangan.”
Nabi Karim Muhammad SAW., menjelaskan “Ya
Abu Bakar, bukan sekarang waktunya. Jumlah kita masih sangat sedikit di Mekkah,
hanya ada sedikit Muslim. Biarlah kita jadi kuat dahulu, barulah kita
menyampaikan pesan Allah secara terang – terangan.”
Abu Bakar RA., terus memaksa sampai akhirnya
Nabi Karim Muhammad SAW., memberikan izin, padahal baru ada 39 Muslim yang ada
di muka bumi waktu itu.
Dan Abu Bakar RA., berada di Masjidil Haram,
di hadapan orang – orang kafir dan pemimpin mereka, dia berdiri dan
menyampaikan dakwahnya, dia berdakwah terang – terangan.
Ketika dia baru mulai berdakwah, orang –
orang kafir menerjangnya, dan mereka mulai memukulinya. Mereka meninjunya,
mereka memukulnya, menendangnya, menginjak – injaknya, menibannya.
Abu Bakar RA., menerima begitu banyak
pukulan sampai – sampai di dalam hadist dikatakan :
“Dari ujung kepala hingga ujung jari, Abu
Bakar RA., bersimbah darah.”
Mereka memmukulinya sampai – sampai dia
jatuh pingsan dan setiap orang yang ada di Haram percaya bahwa Abu Bakar RA.,
tidak mungkin bertahan hidup setelah penyerangan ini, sampai – sampai anggota
klan-nya datang dan mereka membawanya, dan mereka berseru di Haram jika Abu
Bakar RA., meninggal, maka sebagai serangan balasan, klannya akan membunuh
Utbah bin Rabiah karena telah mendalangi penyerangan ini.
Saidina Abu Bakar RA., tidak sadarkan diri.
Anggota keluarganya memanggil namanya tapi
dia tetap tak sadarkan diri. Disepanjang hari sampai sore hampir berakhir, dia
tetap tak sadarkan diri.
Dan akhirnya ketika dia siuman, hadist
mencatat bahwa kata – kata pertamanya adalah “Rasulullah SAW., wahai
keluargaku, katakan bagaimana keadaan Nabi Karim Muhammad SAW.,?”
Anggota keluarganya dan anggota klannya
mendiskusikan hal ini. Sepanjang hari Abu Bakar RA., berada dalam keadaan sekarat,
dia dipukuli dengan begitu beringas, semuanya, karena satu orang, Muhammad bin
Abdullah SAW.,
Dan dia tetap tak sadarkan diri, tapi
sekarang satu – satunya orang yang dia pikirkan tidak lain tidak bukan adalah
Muhammad SAW.,
Dan mereka meninggalkannya, tapi tetap saja
kata – kta yang meluncur dari mulutnya adalah :
“Wahai Ibu, katakan padaku bagaimana keadaan
Rasulullah SAW.,?
Ketika ibunya memberitahunya “Aku tidak tahu
bagaimana keadaan sahabatmu.”
Dia berkata “pergilah ke Ummi Jamil (saudara
umar) yang juga telah masuk Islam, pergilah kepadanya dan tanyakan padanya, dia
teleh menyembunyikan keimanannya.”
Ketika ibunya pergi kepadanya, dia berkata :
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, aku
tidak kenal siapa itu Abu Bakar, dan aku tidak kenal dengan Muhammad bin
Abdullah.”
Meski begitu, dia datang untuk melihat
keadaan Abu Bakar RA., dan ketika dia melihatnya dalam keadaan sekarat, dia
tidak dapat menyembunyikan keimanannya, dia mulai menjerit dan menangis, tapi
tetap saja kata – kata yang meluncur dari bibir Abu Bakar RA., adalah :
“Ya Ummi Jamil, kau telah melihat Rasulullah
SAW., katakan padaku bagaimana keadaan Rasulullah?”
Ketika dia diberitahu bahwa Rasulullah SAW.,
baik – baik saja dan sedang berada di Darul Arqa, dia tidak tenang, dan dia
bersumpah.
“Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum
sampai aku melihat wajah Rasululllah SAW., yang dirahmati, sampai aku meliht
dengan mataku sendiri bahwa Nabi Karim Muhammad SAW., baik – baik saja dan
berada di tempat yang aman”
Ibunya khawatir karena Abu Bakar RA. Tidak
mau makan dan minum, dan ibunya tahu bahwa tidak mungkin dia membatalkan
sumpahnya karena dia telah menyebut nama Allah.
Karena Abu Bakar RA. Sedang lemah dan jalan
terlihat aman, ibunya membawanya ke tempat Rasulullah S.A.W. dan ketika dia
melihat wajah Rasulullah S.A.W. yang dirahmati, dia merasa tenang.
Dia mendekap Nabi Karim Muhammad S.A.W. dan
menangis sedalam – dalamnya, sehingga Nabi Karim Muhammad S.A.W. juga ikut
menangis.
Dan semua sahabat dan para Muslim lemah yang
ada disana mereka semua menangis.
Kemudia dia bertanya “Ya Rasulullah S.A.W.,
ini adalah ibuku, dia selalu merawatku dengan baik, kau adalah orang yang
dirahmati. Ya Rasulullah, undanglah dia ke dalam Islam, undanglah dia ke dalam
jalan hidup yang indah ini, dan berdo’alah kepada Allah SWT., sehingga Allah
SWT. Mengabulkan do’amu dan menyelamatkan ibuku dari api neraka”
Nabi Karim Muhammad SAW., mengangkat
tangannya dan kemudian ibunya Abu Bakar R.A. mengucapkan kalimat La Ila
Illallah Muhammadar rasulullah.
Karena keberaniannya, Ali RA., berkata
“Hanya satu jam bersama Abu Bakar Lebih baik daripada seluruh bumi yang
dipenuhi orang – orang beriman seperti orang –orang beriman pada masa Fir’aun.”
Hari ini ada milyaran umat Muslim. Kemudian
terjadi peristiwa 9/11 dan kita mula kehilangan identitas kita.
Tiba – tiba pemuda yang kuat menjadi lemah,
mereka mencukur jenggotnya, mereka melepaskan____, melepaskan___, melepaskan
segalanya.
Padahal pada masa itu belum ada milyaran
Muslim, baru ada 39 Muslim di muka bumi ketika Abu Bakar RA. Menyatakan
keimanannya secara terbuka dan berdakwah / menyampaikan pesan Allah di antara
orang – orang kafir.
Segalanya dia korbankan untuk islam, dia
mengorbankan kekayaannya untuk Islam, dia mengorbankan hartanya untuk islam,
dia mengorbankan anak dan istrinya untuk islam, bahkan dia tidak menyisakan apa
– apa untuknya, dia menyumbangkan semuanya untuk islam.
Dalam masalah kekayaan, aku yakin kalian
pernah mendengar hadist terkenal yang diriwayatkan Imam Abu Daud dalam kitabnya,
Imam Tirmiszi juga meriwayatkan kejadian ini, Imam Hakim juga meriwayatkan ini,
dan mengatakan bahwa ini hadist hasan sahih.
Ini merupakan hadist sahih dalam dari Umar
RA., Umar RA., meriwayatkan pada suatu ketika ada sebuah perkumpulan di dalam
masjid bersama Nabi Karim Muhammad SAW. Nabi Karim Muhammad SAW. Meminta kepada
para sahabat RA. Untuk berkorban harta di jalan Allah SWT.
Ini ketika masa perang Tabuk. Tabuk berjarak
700 km dari madinah dan umat Muslim akan bertempur dengan orang – orang kafir.
Nabi Karim Muhammad SAW. Butuh dana untuk
mempersiapkan para Mujahidin dan mengirim mereka untuk melawan orang – orang
kafir di Tabuk.
Jadi Rasulullah SAW. Meminta sumbangan di
masjid. Umar RA. Berkata “Aku begitu bahagia ketika Nabi Karim Muhammad SAW.
Mengumumkan ini karena pada waktu itu akau mempunyai kekayaan.
Dan aku berfikir bahwa dari inilah
kesempatanku untuk mengalahkan Abu Bakar dalam berbuat kebaikan, hari ini aku
mengalahkan Abu Bakar karena aku punya kekayaan sementara dia tidak punya kekayaan,
sehingga aku dapat menyumbang lebih banyak di jalan Allah SWT.
Kemudian aku pulang ke rumah dan
menceritakan hal ini kepada istriku. Dan segala yang kami punya, aku membaginya
dengan takaran yang sama. Aku meninggalkan setengah hartaku untuk keluargaku,
kemudian setengahnya lagi kupikul dengan bahuku ke mesjid.
Ketika Nabi Karim Muhammad SAW. Melihatku
membawa harta benda di bahuku, dia bertanya :
“Ya Umar, apa yang kau bawakan untukku dan
apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”
Umar RA. Menjawab “Ya Rasulullah SAW. Aku
telah meninggalkan sesuatu untuk mereka,”
Rasulullah SAW. Bertanya “Ya Umar, apa yang
kau tinggalkan?”
Umar RA. Menjawab “Ya Rasulullah SAW. Aku
membagi segala yang kupunya dalam dua bagian. Aku meninggalkan setengah untuk keluargaku,
dan aku memberikan setengahnya lagi untuk Allah dan Rasul-Nya SAW.”
Kemudian datanglah Abu Bakar dan dia membawa
harta bendana di bahunya. Kemudian Umar tersenyum, “Hari ini Umar dapat
mengalahkan Abu Bakar RA. Dalam melakukan kebaikan dan bersedekah di jala Allah
SWT.”
Ketika Rasulullah SAW. Melihat Abu Bakar RA.
Membawa hartanya, Nabi Karim Rasulullah SAW. Bertanya : “Ya Abu Bakar, apa yang
kau bawakan untukku dan apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”
Abu Bakar RA menjawab : “Ya Rasulullah SAW.,
segala hal yang dimiliki tangan ini telah kubawakan untukmu dan akau
meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk keluargaku. Allah yang akan menjada
keluargaku.”
Segala harta yang dimilikinya (dan ini hanya
satu contoh) dia korbankan untuk Islam.
___meriwayatkan ketika Abu Bakar RA. Masuk
Islam, dia mempunyai 40.000 dinar. 1 dinar adalah 1 koin emas yang besar dan
dia memiliki 40.000 dinar. Dan pada saat berhijrah, dia meriwayatkan bahwa
hanya tersisa 5.000 dinar. Pada saat memeluk islam hingga berhijrah, dia telah
membelanjakan 35.000 dinar, bukan untuk dirinya, namun untuk islam dan Nabi
Karim Muhammad SAW., dan apapun yang dibutuhkan Nabi Karim Muhammad SAW.
Terhadap uang itu.
Apa yang terjadi dengan 5.000 dinar sisanya?
Dengarkanlah putrinya (Asma binti Abu Bakar) meriwayatkan.
Datanglah waktunya berhijrah, ayah kami
pergi dengan Nabi Karim Muhammad SAW. Dan 5.000 dinar yang dia punya dibawanya
dengan Nabi Karim Muhammad SAW. Kakek kami, Abu Quhafa datang. Dia buta pada
waktu itu dan dia bertanya :
Wahai putriku, karena dia telah pergi dan
dia telah mengambil semua yang dia miliki.”
Asma menjawab “Kakek, dia tidak mungkin
melakukan ini dan meninggalkan cukup banyak harta.” Asma berkata “Kakekku buta. Aku mengambil
beberapa batu dan aku menaruhnya di tempat dimana biasanya ayahku menyimpan
koinnya. Aku mengambil sepotong kain dan untuk membungkus bebatuan itu.
Kemudian aku memegang tangan kakekku dan membuatnya menyentuh kain itu,
kemudian aku berkata : “Lihatlah dia meninggalkan cukup banyak (harta) untuk
kita.”
Kemudian dia bersumpah dalam nama Allah “Aku
bersumpah demi Allah, ayah kami tidak meninggalkan apapun untuk anaknya, yang
aku lakukan hanyalah menghibur kakek kami sehingga dia berpikir ayah kami
meninggalkan sisa hrtanya.”
Ketika berkenaan dengan Islam, hal ini
menjadi persyaratannya, semuanya dia sumbangkan.
Dalam hadist Ibnu Umar, Nabi Karim Muhammad
SAW. Sedang duduk – duduk dan ada Abu Bakar di sampingnya.
Abu Bakar mengenakan sebuah pakaian yang dia
ikatkan dengan dua buah batang kayu.
Jibril A.S. turun dari langit dan
menyampaikan salam dari Allah kepada Nabi Karim Muhammad SAW. Kepada Nabi Karim
Muhammad SAW., kemudian dia bertanya :
Ya Rasulullah SAW., kenapa aku melihat Abu
Bakar mengenakan sebuah pakaian yang diikatkan dengan dua buah batang kayu?”
Nabi Karim Muhammad SAW memberitahu Jibril
“Ya Jibril, semua yang dimiliki orang ini telah dibelanjakan untukku dan Islam
sehingga sekarang dia tak punya apa – apa, dan itulah mengapa kau melihatnya
dalam kondisi seperti ini.”
Jibril AS. Berkata “Ya Muhammad SAW.,
sampaikanlah salam dari Allah kepada orang ini, dan sampaikan padanya bahwa
Tuhanmu berfirman :
“Wahai Abu Bakar, katakanlah, apakah kau
merasa senang kepada Tuhanmu dalam kemiskinan ini, atau apakah kau tidak senang
dan kecewa kepada Tuhanmu?’
Nabi Karim Muhammad SAW., menyampaikan pesan
dan salam dari Allah kepada Abu Bakar RA. Kemudian dia bertanya kepadanya
“Wahai Abu Bakar, apakah kau merasa senang kepada Allah dengan kemiskinan ini,
atau apakah kau tidak senang kepada Allah?”
Air mata Abu Bakar mulai mengalir dan dia
menjawab : “Ya Rasulullah, apakah Abu Bakar marah pada Tuhannya? Karena Abu
Bakar tidak pernah marah kepada Tuhannya. Abu Bakar merasa senang dengan Allah,
Abu Bakar merasa senang dengan Allah, Abu Bakar merasa senang dengan Allah
dalam kemiskinan ini.
Berkenaan dengan Islam, jika ada anggota
keluarganya yang menantang Islam, inilah yang akan terjadi kepada mereka.
Diriwayatkan bahwa ketika Abu Quhafa (ayah
Abu Bakar) masih dalam keadaan kafir, dia mencela Nabi Karim Muhammad SAW., Abu
Bakar RA. Tidak dapat menoleransi hal ini dan dia menampar ayahnya.
Ketika nabi Karim Muhammad SAW, diceritakan tentang kejadian ini dan dia
memanggil Abu Bakar dan menanyakan tentang hal ini, iniliah jawabannya :
“Ya Rasulullah SAW., pada waktu itu jiwaku
sedang tidak bersamaku, andaikan jiwaku ada bersamaku, Ya Rasulullah SAW., maka
aku akan Membunuh ayahku karena mencelamu dengan kata – kata yang tidak
pantas.”
Dalam hadist yang dicatat oleh Ibn Abi
Syaibah, anaknya, Abdurrahman bin Abu Bakar, mengingatkannya tentang suatu
kejadian dalam perang Uhud. Dan anaknya berkata kepadanya “Ya ayah, aku
melihatmu dalam perang Uhud ketika kau berdiri bersama orang – orang beriman,
dan aku berharap dapat dengan mudah membunuhmu, tapi ketika aku berpikir dan
mengingat bahwa kau adalah ayahku, maka aku menjauh.”
Abu Bakar RA., menjawab : “Wahai putraku,
itulah dirimu, tapi inilah diriku. Andaikan aku melihatmu pada hari itu, maka
aku tidak akan berpaling, dan aku tak akan berpikir bahwa kau adalah anakku,
bahwa akau adalah darah dagingku, karena pada saat itu kau dalam keadaan kafir
dan kau berpihak pada orang – orang kafir, dan kau menjadi rintangan bagi din
yang dibawa oleh Muhammad SAW., maka aku akan memenggal kepalamu dari tubuhmu
dan membunuhmu.
6 tahun setelah berhijrah dan orang – orang
munafik telah menyebarkan gosip dan tuduhan palsu kepada Ibunda kita, Aisyah
RA., mereka berkata bahwa Aisyah telah menodai kesucian dan kesalehannya.
Dan Nabi Karim Muhammad SAW., mencintai
ibunda kita Aisyah RA., dalam cara yang hingga sekarang tidak pernah kita
saksikan dan tak akan pernah kita saksikan.
Dan karena cinta yang dimiliki Nabi Karim
Muhammad SAW., kepada Aisyah RA., ketika dia mendengar tentang tuduhan ini,
sangat bersedih karena ini.
Dan yang membuatnya lebih sulit adalah tidak
ada wahyu yang turun berkenaan dengan ini, Allah SWT., tidak berfirman apapun
tentang tuduhan ini.
Jadi hal ini menjadi begitu sulit bagi
Aisyah RA., dan Nabi Karim Muhammad SAW.,
Bayangkanlah bagaimana kesulitan yang
diderita oleh Ibunda kita, Aisyah RA, pada waktu itu. Karena tuduhan palsu ini,
ubunda kita Aisyah RA., tidak menerima perhatian dan cinta yang biasanya
diberikan oleh Nabi Karim Muhammad SAW., karena pada saat itu Nabi Karim
Muhammad SAW., begitu sedih.
Dan pada saat yang sama, ketika seorang
wanita sedang dalam kesukaran dan dia mempunyai masalah di rumah, seorang anak
perempuan selalu kembali ke rumah ayah dan ibunya.
Ibunda kita Aisyah RA., meminta izin kepada
Nabi Karim Muhammad SAW., dan pulang ke rumah ayahnya (Abu Bakar RA) dan
ibunya. Mereka hidup dalam rumah dua tingkat. Ibunya ada di bawah sedangkan Abu
Bakar RA., ada di lantai atas.
Ketika ibunya melihat Aisyah RA., pulang ke
rumah pada waktu yang tidak biasanya, dia bertanaya :
“Wahai Aisyah, apakah semuanya baik – baik
saja? Kenapa kau pulang?”
Aisyah menceritakan kejadiannya dan seakan –
akan ibunya telah ditimpa oleh gunung, tapi dia tetap kuat dan teguh, dan dia
menasehati anaknya untuk memberinya kekuatan “Wahai Aisyah, tidak ada yang
perlu dikhawatirkan.”
Ketika seorang wanita dicintai oleh suami
seperti cintanya Rasulullah SAW., kepada Aisyah RA., maka orang – orang kadang
bicara buruk untuk menjatuhkan wanita itu di mata suaminya.
Ibunda kita Aisyah RA., tidak dapat
menoleransi hal ini. karena merasa begitu sedih, dia berteriak dan menangis.
Ketika Abu Bakar mendengar jeritan putrinya,
dia bergegas ke bawah. Ketika dia diberitahu tentang apa yang terjadi. Air mata
mulai membasahi pipinya dan tidak dapat menahan tangisnya.
Kemudian dia berkata kepada putrinya “Kau
akan pergi ke rumahmu sendiri. Pulanglah ke rumah, maka kami juga akan
mengikutimu,”
Aisyah RA., kembali ke rumah dan mereka
mengikutinya. Ibunda kita menjadi sakit karena peristiwa ini. karena begitu
sedih dia menjadi demam dan dia berbaring di pangkuan ibunya.
Setelah Ashar datanglah Nabi Karim Muhammad
SAW., dan dia bertanya kepada Aisyah RA., tentang gosip dan tuduhan yang telah
tersebar.
Disana ada Abu Bakar RA., dan Ummi Rumman RA.,
(ayah dan ibu Aisyah RA).
Nabi Karim Muhammad SAW., bertanya dan
Aisyah mendekat kepada ibu dan ayahnya, berpikir bahwa disini dia akan dibela
ibu dan ayahnya, dia berkata “Ya Ayah, jawablah mewakili diriku. Kau tahu
tentangku, kau yang membesarkanku, aku telah tinggal bersamamu selama bertahun
– tahun, kau tahu kesalehan dan kesucianku. Wakilah diriku dan jawablah
pertanyaan Nabi Karim Muhammad SAW.”
Siapa di dunia ini, dalam situasi seperti
ini, ketika tuduhan seperti ini ditujukan kepada putri mereka, siapa di dunia
ini yang tidak akan membela putrinya?
Dan Aisyah RA., bukanlah wanita biasa,
kesalehan dan kesuciannya terkenal ke seluruh penjuru Arab.
Tidak pernah ada noda yang datang pada
dirinya dan tiba – tiba tersebarlah tuduhan palsu ini.
Tidak ada satu orangtua pun di dunia yang
tidak membela anaknya pada situasi seperti ini, mereka akan membela putrinya
dan mereka akan memberinya segala dukungan.
Tapi Abu Bakar RA., dan Ummi Rumman tidak
seperti kalian dan aku, pada satu sisi mereka melihat putri mereka, dan di sisi
lainnya mereka melihat wajah Nabi Karim Muhammad SAW., yang dirahmati.
Pada satu sisi, mereka dapat melihat
kesedihan, kesukaran, duka, dan air mata yang mengalir dari mata putrinya,
namun di sisi lain mereka dapat melihat apa yang dialami Nabi Karim Muhammad
SAW., mereka lebih menyayangi Nabi Karim Muhammad SAW., daripada 1.000 Aisyah
sekalipun dan mereka berkata :
“Ya Aisyah, apa yang dapat kami katakan?
Kami tidak bisa mengatakan apa – apa.”
Inilah cinta yang Abu Bakar RA., miliki
untuk Nabi Karim Muhammad SAW., Abu Bakar RA., lebih mencintai Nabi Karim
Muhammad SAW., daripada putrinya sendiri.
Saidina Umar RA., meriwayatkan :
“Hanya satu hari dari Abu Bakar RA., lebih baik daripada Umar dan keluarga Umar, dan hanya satu malam dari Abu Bakar RA., lebih baik daripada Umar dan Keluarga Umar.”
Dan malam yang dia maksud disini adalah
malam ketika hijrah, ketika Abu Bakar berhijrah bersama Nabi Karim Muhammad
SAW.,
Umar berkata “Abu Bakar RA., pergi bersama
Rasulullah SAW., pada saat berhijrah. Terkadang dia berjalan di depan, dan tiba
– tiba dia berbalik ke belakang dan berjalan di belakang Nabi Karim Muhammad
SAW.
Karena melihat ini, Nabi Karim Muhammad
SAW., bertanya kepada Abu Bakar RA.,
“Ya Abu Bakar RA., ada apa, kenapa kau
berjalan di depan kemudian kau tiba – tiba berlari ke belakang dan berjalan di
belakang.”
Dia menjelaskan “Ya Rasulullah SAW., tiba –
tiba aku mengingat bahwa akan ada orang – orang yang mengejarmu, jadi untuk
melindungi dirimu yang dirahmati, maka aku bergegas ke belakang. Tiba – tiba
aku mengingat bahwa sebagian orang – orang kafir mungkin telah ada di depan,
dan mereka bersembunyi, maka aku bergegas ke depan untuk melindungi dirimu
misalnya ada orang yang ingin menyerangmu.”
Akhirnya mereka sampai di gua dan Abu Bakar
RA., berkata kepada Rasulullah SAW.,
“Ya Rasulullah SAW., tunggu disini.” Abu
Bakar RA., memasukinya duluan dan dia membersihkan gua itu.
Kemudian dia menutup semua lubang yang dapat
dilihatnya, barulah dia meminta Nabi Karim Muhammad SAW., untuk memasukinya dan
meminta Nabi Karim Muhammad SAW., untuk beristirahat.
Kemudian Nabi Karim Muhammad SAW.,
beristirahat dengan menempatkan kepalanya di pangkuan Abu Bakar RA.,
Dalam hadist Imam____ dan juga Imam
Thabarani dalam hadist yang diriwayatkan Asma RA., bahwa dia telah menutup
semua lubang kecuali satu.
Dan ketika melihat lubang itu dan menyadari
bahwa mungkin ada binatang keluar yang akan menggigit Nabi Karim Muhammad SAW.,
ketika Nabi Karim Muhammad SAW., sedang beristirahat dalam pangkuannya, dia
memasukkan tumitnya ke dalam lubang itu sehingga tidak ada binatang yang
keluar.
Tapi lubang itu ternyata adalah rumah bagi
ular berbisa, dan ketka dia menempatkan tumitnya disana, ular itu menggigitnya.
Bayangkanlah betapa luar biasa rasa sakitnya ketika Abu Bakar RA., dipatuk oleh
seeokor ular dengan kepala Rasulullah SAW. Bersandar di pangkuan Abu Bakar RA.,
Dia dapat menoleransi jika dia mati karena
bisa itu, tapi dia tidak dapat menoleransi jika dia bergerak karena menahan
rasa sakit itu, karena hal itu membuat Nabi Karim Muhammad SAW., terbangun dari
tidurnya, dengan begitu dia tetap menahan rasa sakitnya dan ketika air matanya
terjatuh mengenai wajah Rasulullah SAW., maka Rasulullah SAW. Bangun dan
menyadari tentang apa yang terjadi.
Kemudian Rasulullah SAW mengoleskan ludahnya
pada luka Abu Bakar RA., sehingga bisa ular itu tidak berpengaruh apa – apa.
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa
ketika orang – orang kafir ada di sekitar gua itu, Nabi Karim Muhammad SAW.,
pada saat itu sedang shalat, air mata mulai menetes dari mata Abu Bakar RA.
Ketika Nabi Karim Muhammad SAW., selesai
shalat, Abu Bakar RA., berkata :
“Ya Rasulullah SAW., biar aku korbankan
orang tuaku, aku tidak menangis untuk diriku sendiri atau merasa takut bahwa
aku akan terbunuh hari ini. Ya Rasulullah SAW., aku menangis karena mungkin
saja kau berada dalam masalah sedangkan aku ada disini”, dan Abu Bakar RA.,
tidak dapat menoleransi Rasulullah SAW., berada dalam masalah sedangkan dia ada
disana.
Dan karena kecintaannya kepada din ini
dan Rasulullah SAW., sehingga dia bisa
tetap kuat dan teguh, ketika para sahabat – sahabat mulia lainnya tidak dapat
tetap kuat dan teguh.
Jika kalian membaca buku hadist, kalian akan
menyadari bahwa Abu Bakar RA., begitu penyayang, hatinya lembut, ketika Nabi
Karim Muhammad SAW., berada di saat – saat terakhirnya, para sahabat datang dan
berkata.
“Ya Rasulullah SAW., sekarang waktunya
shalat.” Nabi Karim Muhammad SAW., bersabada “Katakan kepada Abu Bakar RA.,
bahwa dia yang akan mengimami shalatnya.”
Apa yang dikatakan ibunda kita pada saat
itu? Ibunda kita menjelaskan “Ya Rasulullah SAW., biarlah Umar yang mengimami
shalatnya. Abu Bakar RA., sangat penyayang dan hatinya lembut, dia sering
menangis ketika shalat, dan karena dia menangis maka para jamaah tidak akan
dapat mendengar bacaannya, maka lebih baik jika kau menyuruh Umar.”
Dalam hadist lainnya ketika Nabi Karim
Muhammad SAW., meninggal, dia memberikan dakwah. Dia menyebutkan “tahun lalu
aku mendengar Rasulullah SAW bersabda” dia baru saja mengatakan kata – kata ini
dan dia tidak dapat mengontrol dirinya, air mata mengalir dari matanya, ketika
dia mulai tenang dia kembali berkata “Tahun lalu aku mendengar Rasulullah SAW.
Bersabda” dan lagi – lagi dia kehilangan kontrol dan air mata mengalir dari
matanya.
Kita bisa menemukan hadist dimana dikatakan
bahwa Umar RA., adalah orang yang penyayang dan berhati lembut.
Dan camkan ini dalam pikiran, bagaimana Abu
Bakar RA., dapat tetap kuat dan teguh, dan karena keteguhannya, maka din yang
dibawa Rasulullah SAW. Dapat tetap kuat seperti yang seharusnya.
Hal ini tidak dapat kita pahami, dan
kesukaran yang dialaminya begitu besar sampai – sampai ibunda kita meriwayatkan
:
“Ketika Nabi Karim Muhammad SAW. Wafat,
ayahku mengalami kesukaran dan permasalahan yang luar biasa, andaikan masalah
itu jatuh ke atas gunung yang besar, maka gunung itu akan hancur dan berubah
menjadi debu.
Mari aku berikan contohnya dan setelahnya
insya Allah akan aku akhiri.
Ketik Nabi Karim Muhammad SAW. Wafat,
menurut kalian bagaimana perasaan sahabat?
Ketika Nabi Karim Muhammad SAW. Wafat, apa
yang mereka alami?
Ketika anggota keluarga kita wafat, apa yang
kita rasakan?
Lebih dekat kita dengan almarhum, makin
sukar rasanya, bahkan seorang ibu bisa lupa apakah ini siang atau malam.
Betapa sedihnya kita pada sat orang terdekat
kita meninggal, menurut kalian bagaimana perasaan para sahabat ketika Nabi
Karim Muhammad SAW. Wafat?
Karena ini bukanlah wafatnya seorang manusia
biasa, ini adalah wafatnya makhluk terbaik.
Ini adalah wafatnya seseorang dimana para
sahabat tidak tahan berpisah dengannya bahkan sedetik pun, seseorang yang lebih
mereka cintai daripada diri mereka, keluarga, anak – anak mereka, dan
segalanya.
Seorang sahabat datang “Ya Rasulullah SAW.,
ayahku berpihak pada musuh, dia mencelamu, aku tidak dapat menoleransi ini,
sehingga aku memenggal kepalanya dari tubuhnya.”
Sahabat kedua datang dan dia membawa anaknya
dalam balutan kain, ini pada waktu berjihad dan dia datang kepada Nabi Karim
Muhammad SAW., “Ya Rasulullah, aku tahu dia adalah putraku, dia tidak dapat
berperang, akau tahu dia tidak dapat berjihad, aku tahi dia tidak dapat
memegang pedang, tapi ya Rasulullah SAW., ambillah putraku ini dan gunakan dia
sebagai tameng, kapanpun orang – orang kafir datang dari kanan, maka gunakan
dia sebagai tameng, kapanpun orang – orang kafir datang dari kiri, maka gunakan
dia sebagai tameng.”
Sahabat ketiga datang dan dia berdiri
melindungi Rasulullah SAW., ketika orang – orang kafir menyerang Rasulullah
SAW., sahabat ini yang menahan panah dan tebasan pedang dengan dadanya.
Sahabat keempat datang dan berkata “Ya
Rasulullah SAW., kau lebih kusayangi daripada jiwaku, kau lebih kusayangi
daripada keluargaku dan anak – anakku, ketika aku berada di rumah dan
memikirkanmu, maka aku menjadi gelisah sampai aku datang dan melihatmu, aku
tahu suatu hari kau akan wafat, aku tahu suatu hari aku akan wafat, dan aku
tahu ketika kau wafat, karena derajatmu yang mulia, maka kau akan bersama para
anbiyya. Ya Rasulullah, apa yang akan terjadi dengan diriku, karena ketika aku
masuk surga maka aku tidak akan bisa melihatmu, ya Rasulullah SAW., hanya
karena memikirkan perpisahan ini membuatku begitu sedih.”
Ketika Rasulullah SAW., meludah, mereka akan
berlomba – lomba ke tanah bekasnya dan mereka akan membasuhkan tanah itu
ketubuh dan wajah mereka.
Seperti yang diriwayatkan tidak pernah ada
seorang budak yang begitu setia pada tuannya, bagaikan setianya para sahabat
kepada Nabi Karim Muhammad SAW.,
Dan camkan ini dalam pikiran kalian,
bagaimana menurut kalian yang dirasakan para sahabat ketika Nabi Karim Muhammad
SAW., wafat?
Inilah mengapa ketika kita membaca kitab
hadist dan sirah, kita tahu bahwa sampai – sampai Ustman RA., tidak bergerak,
dia tidak sadar apa yang terjadi. Ali RA., jatuh pingsan. Seorang sahabat,
orang Badui, dia menengadahkan tangannya ke atas dan berkata :
“Ya Allah, mata ini sehingga aku bisa
melihat rasul-Mu yang dirahmati, telinga ini sehingga aku bisa mendengar
suaranya yang dirahmati, tapi sekarang dia tak ada lagi, jadi apa gunanya mata
dan telinga ini?” Do’anya dikabulkan sehingga sejak saat itu dia menjadi buta.
Fatimah berkata (bahasa arab) seorang
sahabat berkata “Andai saja kita tidak perlu melihat hari ini, andai saja kita
telah wafat sebelum hari ini.”
Inilah situasi umumnya bagi umat Muslim.
Sekarang lihatlah situasinya untuk Abu Bakar RA.,
Inilah Abu Bakar RA., ketika ini terjadi,
hati para sahabat hancur, mereka sangat bersedih dan berputus asa.
Abu Bakar RA., datang. Ini hari terakhir
Nabi Karim Muhammad SAW. Menyuruhnya untuk mengimami shalat.
Dia mengimami orang – orang beriman dalam
shalat. Kemudian dia datang dan meminta izin kepada Nabi Karim Muhammad SAW.
Dia pergi sebentar, dia pulang kerumahnya dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Kemudian
ketika dia kembali, dia mendengar kabar bahwa Nabi Karim Muhammad SAW, telah
wafat.
Tiba – tiba air matanya mengalir. Dan kata –
kata yang meluncur dari bibirnya adalah “Inna lillahi wa inna ilahi roji’un
(kita adalah milik Allah da kepada Allah kita akan kembali).”
Dia bergegas dan akhirnya tersadar bahwa
berita ini telah membuat para sahabat hancur sampai – sampai sahabat terkuat,
dia yang bahkan para setan melarikan diri darinya, dia berdiri dengan
menggenggam sebuah pedang di tangannya dan berkata:
“Para kafir berkata bahwa Nabi Karim
Muhammad SAW. Telah wafat, demi Allah dia belum meninggal. Dia belum kembali
menemui Tuhannya, dia akan memotong tangan dan kaki orang – orang yang
mengatakan kabar ini.
Demi Allah, jika siapapun mengatakan bahwa
Nabi Karim Muhammad SAW telah meninggal, maka Umar akan memenggal kepala
mereka.
Jika bahkan Umar RA., hancur, maka menurut
kalian bagaimana perasaan para sahabat yang memiliki hati lembut dan sahabat –
sahabat yang lemah?
Jika dalam situasi seperti ini Abu Bakar RA.
Hancur, maka dapat dimaklumi. Kenapa? Karena dia orang yang paling dicintai
Nabi Karim Muhammad SAW.,
Ketika Nabi Karim Muhammad SAW., ditanya
“Siapa yang paling kau cinta?” jawabannya adalah “Aku paling mencinta Abu
Bakar.”
Dia paling mencinta Nabi Karim Muhammad
SAW.,dia adalah orang yang bersama Nabi Karim Muhammad SAW sejak masa kecil,
dia adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi Karim Muhammad SAW., dialah
satu – satunya yang menerima dan beriman ketika orang – orang mencelanya.
Dialah satu – satunya oang yang rumahnya selalu dikunjungi Nabi Karim Muhammad
SAW setiap pagi dan sore. Dialah orang yang sering dimintai pendapat oleh Nabi
Karim Muhammad SAW., dialah orang yang paling sering bersama Nabi Karim
Muhammad SAW., dalam setiap momen, dia bersamanya dalam perang Uhud, Badar,
Khandaq, dalam setiap momen, bahkan dalam situasi seperti ini, jika Abu Bakar
RA. Hancur maka dapat dimaklumi.
Tapi lihatlah bagaimana Abu Bakar RA. Dia
datang dan meminta izin kepada istri Rasulullah (Aisyah RA.).
Dia memasuki rumahnya dan Nabi Karim
Muhammad SAW., berbaring di sudut –sudut ruangan dengan diselubungi kafan.
Dia datang dan membuka kafannya, dia
berlutut dan mencium wajah Nabi Karim Muhammad SAW., yang dirahmati dan air matanya
mengalir.
Kemudian dia berkata “Umar bin Khattab
salah. Nabi Karim Muhammad SAW., telah meninggalkan dunia, dia telah meninggal.
Ya Rasulullah SAW, Allah merahmatimu.”
Ketika melihat situasi yang sulit menimpa
para sahabat dan umat Muslim, dia pergi dan menuju masjid, kemudian dia
berceramah untuk menguatkan umat Muslim, menasehati mereka, dan menyemangati
mereka kembali.
Dia berkata “Wahai sahabat – sahabatku, Nabi
Karim Muhammad SAW.,telah memberitahu kalian bahwa dia akan pergi meninggalkan
dunia ini.
Allah SWT telah berfirman pada kalian ketika
Nabi Karim Muhammad SAW., masih hidup. Allah SWT. Juga telah berfirman bahwa
kalian juga akan mati.
Bukankah Allah SWT. Telah berfirman :
‘Kalian akan mati. Mereka akan mati. Segalanya
akan merasakan akhir, hanya Tuhanmu yang tetap hidup. Setiap yang bernyawa akan
merasakan kematian.’
Wahai orang – orang, siapapun yang menyembah
Allah SWT. Allah Yang Maha Kuasa tetap hidup dan tak akan pernah mati.
___Muhammad SAW. Sudah wafat, takutlah
kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan berpegang teguhlah kepada din.”
Baru setelah ceramah inilah para sahabat RA.
Mulai bisa mengatasi kesedihan mereka, bahkan Umar ketika Abu Bakar RA. Membacakan
ayat – ayat Al-Qur’an, Umar RA. Berkata “Seakan – akan ayat Al-Qur’an ini belum
diwahyukan sebelum ini.”
Aku tidak dapat menyelesaikannya tapi aku
akan mengakhirinya dengan sebuah hadist yang akan menyimpulkan pengorbanan Abu
Bakar RA. Untuk Islam.
Abu Hurairah RA. Menyimpulkan semua ini
dengan begitu indah.
Dia berkata “Aku bersumpah demi Allah, tidak
ada Tuhan selain Allah, andai saja Abu Bakar RA. Tidak menjadi pemimpin umat
Muslim, maka Allah tidak akan disembah, maka Allah tidak akan disembah.”
Aku tidak dapat menjelaskan makna kata –
kata ini sekarang, tapi di lain kesempatan Insya Allah.
Kalimat ini menyimpulkan pengorbanan dan
cinta yang dimiliki Abu Bakar RA untuk Allah. Nabi Karim Muhammad SAW., dan
Islam.
Aku berdo’a kepada Allah SWT. Semoga dia
memberikan kita taufiq untuk menerapkan apa yang telah diucapkan, Allah SWT
memberikan kita taufiq mencintai Islam, untuk mencinta Nabi Karim Muhammad SAW.
untuk mencintai Allah SWT., untuk mencintai para salafush sholihin, mengikuti
jalan salaf kita, mengikuti jejak mereka, berkorban dan berkomitmen untuk
mengabdikan diri kita kepada Islam seperti yang mereka lakukan.
Alhamdulillahi
Robil Alamin.
Posting Komentar untuk "Biografi Abu Bakar Siddiq Sahabat Nabi Muhammad SAW"
Silahkan tinggalkan komentar agar kami lebih baik.